24/01/10

Do You Remember?

do you remember?
when we met. when we loved
when we separated

do you remember?
what we've promised. what we've done
what we've regretted

do you remember?
when the night we wondered;
what to do
where we go
we've just spiced it up the moon
and puzzled up the mind 'till the sun comes up
and then asked;
what the hell we actually do here?

do you remember?
the night we said goodbye
the night we just silenced and just listened
to the beat of our own heart
do you know?
that night is the most irritating night in my worth life

19/01/10

Pena di Sarang Pelamun

berisik bisik ini picik malam redam
biarkan aku berbaring rebah gulana
nanti mungkin ada berapa rupa petanda
ini karena aku teringin sangat
menulis lamun berkelebatkelebat

sudah, aku tulis saja
mungkin urung aku ketika tengah

ini makna lagi tak sama. ini jiwa tak
punya kata. ini gundah biasalah sudah
padahal pena belum bicara.

ini novel menyiksaku...

18/01/10

Kata Orang Hanyalah Kata

sudah terbilang bukanlah mudah
penjuru angin sudahlah biasa
tangis resah hiraukan saja
aku binatang perduli apa

kata orang hanyalah kata
kataku tak lekat kau punya telinga
kata orang biarkan saja
aku hati masihlah sama

petir dan badai pastilah tiba
kalau tak tiba bukan hidup namanya
kalau gelisah akupun iya
aku binatang perduli apa

ini otak masihlah ada
kata orang mesti kau cerna
bukan angkara main hantam saja
aku binatang kau pikir sama

kata orang aku binatang rimba
datang dari negri antah berantah
ini hati tak ada masalah
sebab tuhan tahu aku siapa

bukan kata orang aku tak rela
tapi kau yang percaya begitu saja
tanpa otak tanpa logika
aku binatang kau pikir sama

kalau pisah pisahlah saja
jangan karena kata mereka
itu hati tak bisa paksa
kalau dipaksa apa kata dunia

kalau sayang pastilah ada
takkanlah cukup itu belaka
kalau rindu ku pendam saja
kalau punah hilanglah sudah

04/01/10

Penjara di Tubuhku

dia di sana, beberapa hari yang lalu,
tidak pun jauh dariku

beginilah mungkin ceritanya...
dia datang dengan gerak darah menggelegak
mengelepak pada urat pucat berurat

lalu berjalan.
disusurlah jalanjalan pada arteri
hingga merentas batasbatas tak terentas
masuk ke alveolar terbentuk terali
terali melilit belit pada bilikbilik jantungku
berbentuk seumpama penjara

sebagian ke bawah,
menuju pangkal paha
sebagian lagi ke atas
hingga merotak pada otak

jantungpun terpompa. sesak
ruangan-ruangan di tubuhku tetiba kelam
temaram tanpa sesamar pelita

lalu pahaku mati.
pastilah kaki juga mati.
ia tak beranjak mengikuti hari.

bahuku juga mati.
pastilah tanganku ikut mati.
ia tak bergerak menampar mimpi.

dan isi kepala pun mulai berputarputar
mencari tuju takpun melaju
statis.

lalu berlari,
hanya saja kali ini;
ia lari mengutuk hari.

Rayuan Tanpa Kejelasan (Jangan Percaya) 2

engkau gadis dalam lukisan,
perias hati melantam kesan
terendap nanti terbilang pulang
ini hati berdetak kencang

Oh...surga sang khayangan
terhembus anginmu berputarputar
pada indahnya surga dwi kencana
ku meringkuk. tersiksa mencari kata

Oh...mantra! berikan aku katakata
biar ku dekap dia sahaja.
kan ku hias dia dengan kisah
ku sirami dengan cinta

keluarlah, jangan kau termangu
jantung ini ambil kalau kau mau
dada ini belah kalau kau ragu
dan bila perlu, ambil semua isi tubuhku
kau pasti kan tahu,
di semua itu ada namamu

Rayuan Tanpa Kejelasan (Jangan Percaya) 1

seriak cantik perias grafik. nian ku pandang
berkelok-kelok. selaik kata terdera rasa.
lantas berbisik, "oh, indahnya..."

engkau gadis dalam lukisan
berdegup jantung, terpicu asa
terhasrat niat liat dan pekat.
keluarlah, jangan kau diam.
sayang itu wajah
terkatup bingkai tak pun melerai

aku merana tertusuk-tusuk
meredam buncah meluap-luap
terhadap gadis dalam lukisan,
kan ku panah bintang;
terjatuh,
segera ku hadiahkan

01/01/10

I was in Doubtful

At night and a penetrating chill
In my red blood cell granules
In life I don't understand why likewise
In tomorrow that will be a soft whisper
In my ear or maybe slap me.

I'm still waiting for the dumb routine bias.
I'm still waiting for the storm.

If a paradigm becomes the norm,
We are trapped within the boundaries.
Finish off imagination,
Confined in the name
Of the place and time.

And the dimensions changed.
But the old ones passed
Without my prior review
And forgot to mark the themes

And it will repeat itself becomes
De Ja Vu. Occurs continuously,
Until it locks into the pores and vessels.

It soak into the channel
And burst arteries
Accompany the course
Of the blood evenly
Until I no longer aware of;
the dimensions has changed

The decisions  had I attribute
To the strong pillars of protest.

When the breeze came,
They danced with ridicule.
No matter they are true or not;
Decision is decision.

The wind was very easy.
Then the storm came.

The ropes on the pole began to ravel.
The knots were destroyed
And the pillars were weakened.
My various decisions on the pole,
Fell to the ground littered.
Nestled away.
It turned into a puzzle.

And some slap by the storm
Now, I was in doubtful