granitgranit berhampar dampar di tepi pantai
kaparkapar tebar gempar di alur air
aku pada mulut celopar gampar bayu merayu
masih termangu dalam bengu tembakau bakau
kaparkapar masih saja bertebar kibar
itu bakau jangkau kapar ketika dampar modar
aku pada kisah resah desah belasah rasa
masih dungu selayak dulu, tidaklah baru
desirdesir angin dingin pacu aku punya adrenalin
meratap gemeletap kakikaki pembuat hantap
aku pada gerus arus terus memangku beban
masih diri ini sendiri menanti rintih rintik badai
semburat merah binar berpendar melukis pantai
menggubris habis para penikmat hikmat di tepitepinya
aku pada hikmat bersila pada granit bukanlah dedemit
masih menghumban tanya; apa aku sebenarnya?
08/02/10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar