Retno bilang cinta...
pada hening yang berjelaga
dan temaram yang berpendar hikmah
bisikan nyanyian jangkrik terdengar mengalun rintih
pada sepertiga malam
di saat firasat mengarah alur
dalam pemahaman cinta.
Jangan bercinta bila takut akan hujan yang jatuh menderai.
Jangan bicara cinta bila kakikaki enggan melewati ranjau sendu.
Cinta berserah laksana fenomena tak jua mereda
seperti bumi yang membutuhkan pepohon dalam pemaktuban energi.
seperti langit yang membutuhkan lukisan awan dan pelangi setelah turun hujan
Prahara melintas rentas
terkadang menetap ratap
terlampau dalam masa sebenarnya.
menjelajah melewati sempadan seharusnya
Deraiderai embun pada pagi menjelang menjadi suatu petanda.
Belaian sepoi angin mencoba cari celah
dalam pemaksudan makna
menguat eratkan yang sudah ada.
bila cinta berkembang bunga tersiram
mekar tersibak harum semerbak
maka majulah
bila cinta berupa kaktus di padang tandus
takpun terurus lalu tergerus
maka bertahanlah
sebab penafsiran bisa saja salah
bila cinta berubah kelam seperti sepertiga malam
mencabik hingga berjelaga
maka mundurlah
sebab itu bukan sejatinya cinta
Seperti itulah Retno bilang cinta, kirakira...
23/02/10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar