07/06/10

Species yang Punah

ada sedikit rasa terlepas dari sela-sela ibu jari
ini rasa tidak tumpah pada nyata
dia mengalir sekedar melantun pada mulut bicara

tentang beribu-ribu hektar hutan belantara konon megap tanpa nafas
tergerus meratap atas nama peradaban
tuan meracau pada boneka-boneka pasir
tentang pentingnya kematian terselubung atas nama kemunafikan

juga tentang ketakutan atas pembusukan ketamakan
pewajaran keserakahan
pelumrahan keegoisan
dan telah sekian lama tersimpan di lemari makan tepat di atas kepala orang terkasih

juga tentang penindasan terlegitimasi
kepiawaian para hipokrit dengan membanggakan hukum katak.
melompat-lompat
menyambar-nyambar
juga berlendir
seketika menghilang di tepi-tepi air tawar pada sela-sela ranting patah

juga tentang generasi hilang yang tidak mengerti lagi arti sebuah arti,
makna sebuah makna
rasa sebuah rasa
individualisme menjadi begitu perkasanya
angkuh menjadi semboyan yang digembar-gemborkan media massa

juga tentang cinta yang menyempit makna
menjadi antara kau dan aku
aku juga kau
kau aku satu
tidak pada mereka
tidak pada alam
tidak pada angin yang terhirup bergalon-bergalon sejak keluar dari rahim ibu.
bahkan juga tidak padaNya.

bukankah pernah kuceritakan padamu tentang species yang punah?
yang harus malu pada fauna
yang menjadi raja setelah dinosaurus tiada

aku pernah bangga menjadi manusia
dulu, pada suatu masa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar