29/03/10

Biarkan Hutan Bernafas Barang Sebentar

ini malam aku terbang sebentar naik sepatu roda
ku tembus dingin malam yang hinggap pada sela-sela ketiak
suara jangkrik, katak, burung hantu sahut menyahut
aku bergidik, mata mendelik, sebab kini sendiri di hutan
pepohon berserakan
ilalang menjulang
reranting tak bertepian
ini nyamuk juga kelewatan

ini hutan tampak sangar ini malam
tapi aneh...
sayup terdengar merisak-isak
ini hutan menangis-ringis
pepohon bergetar-ketar
reranting merunduk enggan mencaduk

"Jangan bunuh kami," suara itu terkepung isak

"Siapa?" tanyaku dengan lutut gemeletar, hampir saja aku terkapar

"Biarkan kami bernafas," suara itu memelas

"Maksudmu?" tanyaku pada hitam kelam malam di tengah hutan

"Biarkan kami bernafas sebagai ganti akan kami beri kalian nafas."

"Maksudmu?"

"Kalian perlu kami."

"Maksudmu?"

"Maksudmu, maksudmu, apa kau terlalu bodoh?!"

"Maksudmu?"

Gedubraak!!
tilamku tetiba hancur,
ku longok keluar jendela; banjir
ku tengok lagi ke samping; longsor
ku tengok ke atas, lampu bergetar; gempa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar