dingin itu tidak mengganggu bahakmu.
meledak hentak begitu saja sesukanya.
meja di depan bergeleng minta pengertian
sebab kau sepak dia terus berulang.
bahakmu menyisakan cerita-cerita kedengaran usang
dan gersang. kemudian kau dekap erat angin malam yang mengitari
dan mendayu rayu seolah tak lama lagi angin itu akan menghamilimu
tak lama berselang, hujan membawa anak-anak panah,
datang menghujatmu tapi kau tersenyum sipu lalu kau bilang,
"Sudahlah, jangan berpura-pura begitu."
segerombolan armada nyamuk juga ikut mengamuk pada lusuhmu.
kau tampar mereka tapi bunyi tamparan itu seperti mengiang pada dirimu,
seperti bumerang yang kau lempar sekuat-kuatnya.
nyamuk-nyamuk itu tidak terluka tapi kenapa kau yang malah menjerit sekuat tenaga.
malam ini kau tak mungkin lelap,
mungkin seperti malam-malam sebelumnya.
malam setelah kau dibawa lari oleh mereka juga mimpi serta asa yang tersisa.
malam ini kau tampak compang-camping seperti compang-campingnya rute
lika-liku hidupmu. juga dalam diam, kau berharap,
petir nanti akan menyambarmu...
13/03/10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar